Ketika kantuk datang, Hanivah akan langsung tidur dalam pangkuan 10-15 menit setelah mobil berjalan. Di kamar, meski dalam kantuk berat, mata memerah, Hanivah tidak langsung tidur, ribut sendiri, merengek-rengek minta keluar dari kamar, berguling-guling dari ujung kasur satu ke ujung kasur yang lain. Dia akan merentangkan kedua tangannya tanda minta digendong untuk diajak jalan. Rengekannya terdengar terus-menerus sampai dia tahu sudah berada di luar kamar.
Tadi malam, hingga jam 9 malam anak saya sembilan bulan ini belum juga mau tidur. Akhirnya saya gendong keluar rumah. Semilir angin cukup dingin. Bunyi binatang malam sayup terdengar ditambah musik dari stereo set tetangga depan. Dalam suasana dan tempat seperti ini dia baru tenang dan mengoceh satu dua vokal, memegang pagar cor besi itu dan mengusap-usap tembok pagar kusam itu.
Istri saya sempat kasih ide untuk mengajak jalan-jalan memutari komplek rumah dengan mobil. Dengan ritual seperti ini pasti Hani akan langsung tidur di mobil. Setelah itu di tempat tidur tidak rewel lagi karena sudah dalam kondisi tidur.
Saya tidak memenuhi usul itu karena nantinya akan jadi kebiasaan. Hampir 15 menit saya dan istri menemani Hani di teras depan. Satu dua nyamuk bersliweran. Setelah terlihat dalam kondisi nyaman Hani kami bawa ke kamar dan kami tidurkan. Susu botol yang dari tadi disiapkan akhirnya diminumnya. Padahal sebelumnya dia melempar susu botol ini. Dalam marah dia akan menolak segala benda baik mainan, empeng maupun susu botol.
Jam 21.30 Hani tidur terlelap. Saya bahagia memperhatikan wajah anak saya dalam kondisi seperti ini. Bersih dan tanpa beban ditunjukkan oleh warna wajahnya. Tadi pagi Hani bangun pada pukul 6.30, lebih lambat 30 menit dari hari-hari sebelumnya. ***
Foto : Hanivah terlelap dalam pangkuan Mbah Buyut, Kasli (10/9/06).
No comments:
Post a Comment